Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

BERDAMAI DENGAN GENERASI ONLINE

Penulis: Sri Narwanti, S. Pd *) “ Siang malam ku selalu menatap layar terpaku, aku on line, online, on line, on line ……….” itulah sepenggal lagu Saykoji yang sedang hits akhir-akhir ini. Dan kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari on line adalah kebiasaan baru yang sedang di gandrungi banyak pihak, salah satunya anak didik kita. Menurut Wikipedia on line adalah keadaan dimana seseorang terhubung dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar. Gandrung untuk on line dibarengi juga dengan munculnya berbagai fasilitas komunikasi jejaring social di dunia maya seperti friendster, facebook, funbook, yahoo mail, twitter dan lain sebagainya. Fasilitas baru ini memungkinkan seseorang dapat bersosialisasi dengan lancar di dunia maya. Maka tak heran apabila on line dianggap seperti kebutuhan primer (baru) yang mutlak di penuhi. Permasalahan muncul ketika aktivitas on line ini tidak mengenal tempat dan waktu, bahkan mencuri-curi waktu produktif kita. Misalnya yang terjadi pada anak didik

(BUKAN) LASKAR PELANGI TAPI ADA DI SINI!

indonesia...beliau bilang m masuk kelas kelas 3 katanya. Aku bingung tak ad bel tanda masuk...anak-anak masih d luar semua...tapi kemudian anak-anak kelas tiga diajak masuk oleh pak guru tadi. anal-anak yang lain masih diluar, yang kelas 2 kutanya katanya nunggu guru TIK. tapi belum hadir juga...aku bingung mau masuk kelas apa karena jadwalku jam ke 3, tapi bapak kemudian datang, menyampaikan jadwale terserah guru yang datang..akupun masuk kelas satu, tak ada siswa yang siap di kelas karena siswa mau masuk kalau ada guru di kelas... siswa-siswa putri cukup antusias masuk kemudian mempersiapkan, diri, berikutnya masuk 2 siswa putra , lho yang lain mana tanyaku... main bola bu belum mau masuk, emmmm...aku mule beradaptasi. aku memperkenalkan diri sebagai guru baru yang mengajar PKn, anak-anak tak ad komentar, hanya celotehan2 yang agak nakal yang muncul, Materi HAM yang kusampaikan, maunya contextual tapi apa daya, ra kolu bahsaku...la apakah mereka telah memperoleh hak nya mendapatkan p